Sejarah Kopi di Indonesia, Penjelasan dan Keterangan (LENGKAP)

Pages

Sejarah Kopi di Indonesia, Penjelasan dan Keterangan (LENGKAP)

Sejarah Kopi di Indonesia - Saat ini Indonesia menjadi negara pengekspor kopi ke-4 terbesar di dunia.

Sebelum menjadi salah satu pengekspor besar kopi dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang sehingga kopi bisa menjadi komoditas ekspor dan dapat dinikmati oleh berbagai kalangan di seluruh daerah di Indonesia.

sejarah kopi di Indonesia

Asal Muasal Kopi


Sejarah kopi di Indonesia bermula dari adanya keinginan Belanda untuk menanam kopi di daerah jajahannya.

Alasan Belanda ingin menanam kopi di Indonesia karena saat itu kopi sangat terkenal di Eropa dan menjadi komoditi yang sangat mahal di dunia, namun kopi dimonopoli dan hanya dihasilkan oleh negara Arab.

Negara-negara Arab hanya menjual kopi dengan biji kopi yang infertil yaitu kopi yang telah melalui proses memasak dan mengeringkannya dahulu sehingga biji kopi tidak dapat ditanam kembali.

Awal Permulaan Budidaya Kopi


Kopi pertama yang masuk ke Indonesia dan coba untuk dibudayakan adalah kopi yang dibawa oleh salah seorang pimpinan kapal Belanda bernama Adrian Van Ommen.

Adrian membawa kopi dari daerah Malabar India kemudian ditanam di Kedawung (masih menjadi bagian Batavia) pada tahun 1696.

India saat itu menjadi negara pertama yang membudidayakan kopi di luar Arab karena ada salah satu peziarah yang berhasil membawa kopi fertil Arab ke India.

Uji coba penanaman kopi Kedawung ini kemudian gagal karena adanya bencana banjir dan gempa bumi.

Tidak lantas putus asa, Belanda kembali membawa bibit kopi dari Malabar India kali ini.

Bibit kopi yang dibawa adalah stek pohon kopi, percobaan kedua ini membuahkan hasil yang sangat baik karena bibit yang dihasilkan sangat berkualitas.

Dari sinilah kemudian menjadi tonggak awal mula sejarah persebaran kopi di Indonesia.

Penyebaran Kopi


Hasil Astek kopi dari Kedawung ini kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia seperti Sumatera, Bali, Sulawesi serta Timor.

Pada masa itu kopi yang tumbuh memiliki perkembangan yang lambat kemudian pemerintah Belanda pada tahun 1706 membawa bibit kopi yang ada di daerah Ciliwungke, pusat penelitian yang ada di Amsterdam untuk diteliti.

Hasil penelitian ini kemudian menghasilkan kopi yang sangat bagus.

Sejarah Ekspor Kopi


Lima tahun kemudian seorang Bupati Cianjur yang bernama Raden Aria Wira Tanu 3 mengekspor empat kuintal kopi ke Amsterdam.

Inilah sejarah pertama kalinya ekspor kopi dari Indonesia,  kopi hasil ekspor yang dikirimkan ke Belanda tanpa diduga kemudian berhasil mencuri perhatian karena harga rekor lelang yang ada di sana.

Inilah yang kemudian membuat kopi dari Jawa jadi melejit dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di Eropa.

Salah satu yang tertarik dengan kopi dari Jawa ini adalah raja Louis XIV dari Prancis yang pada tahun 1714 meminta benih kopi yang memecahkan rekor lelang kepada Walikota Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya di kota Prancis.

Setelah tonggak pertama ekspor kopi di Indonesia, kemudian pada tahun 1726 sebanyak 2145 ton kopi asal dari Jawa membanjiri benua Eropa.

Ini juga menjadi sejarah karena untuk pertama kalinya kopi Arab yang diekspor dari daerah Mocha Yaman yang sebelumnya menjadi mayoritas komoditi kopi di Eropa berhasil dikalahkan oleh daerah lain.

Sejak saat itulah kopi Indonesia rutin diekspor oleh Belanda ke daratan Eropa.

Perkembangan Tanaman Kopi


Tahun 1830 sampai 1870 Belanda kemudian memperbesar area perkebunan kopi dengan cara tanam paksa di berbagai daerah di Indonesia seperti pulau Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur.

Namun pada tahun 1878 terdapat musibah di perkebunan yang ada di dataran rendah karena kopi yang berjenis arabika mengalami sakit akibat serangan hama penyakit karat daun.

Akibat dari adanya serangan hama karat daun ini pada tahun 1880 Indonesia kehilangan potensi panen kopi sebanyak 120.000 ton, yang kemudian membuat terguncang dan menimbulkan kekacauan di Eropa karena kehilangan pasokan yang sangat besar.

Agar tidak terkena hama kembali kemudian pemerintah Belanda menanam kopi jenis lain yakni Liberica untuk menggantikan jenis Arabika.

Namun, penggantian jenis kopi tersebut juga tidak dapat membantu karena jenis kopi Liberica juga tidak tahan terhadap hama.

Pada tahun 1907 belajar dari dua kegagalan sebelumnya, pemerintah Belanda menanam jenis kopi lain yaitu jenis Robusta dan pada percobaan Robusta inilah kemudian jenis ini mampu bertahan terhadap hama.

Pada pada abad 20 Belanda semakin mengembangkan perkebunan kopi di Indonesia dengan cara membangun berbagai macam infrastruktur untuk mempermudah distribusi.

Infrastruktur tersebut seperti membangun berbagai jalur kereta api yang ada di pulau Jawa dan Sumatera.

Hal ini semakin menguatkan ekspor kopi ke luar negeri karena ditopang oleh distribusi yang lebih baik.

Saat Belanda kehilangan kekuasaan di Indonesia dan Jepang pun berkuasa dalam jangka waktu yang tidak lama, Indonesia menasionalisasi semua kopi yang ada di Indonesia setelah merdeka.

Sejak saat itulah kembali Indonesia mencatatkan sejarah karena Belanda yang sebelumnya menjadi salah satu penguasa ekspor kopi dunia runtuh dan digantikan oleh Indonesia.

Budaya Konsumsi Kopi


Lepas dari hengkangnya penjajah, kopi Indonesia pun berkembang dan banyak dikonsumsi oleh berbagai macam kalangan di berbagai daerah di Indonesia.

Konsumsi tak hanya sebagai minuman hangat semata tetapi juga dijadikan bahan untuk berbagai makanan seperti roti dan kue.

Bahkan sekarang ini sudah diinovasikan berbagai macam produk unik seperti sabun, masker, lulur bahkan parfum rasa kopi yang lagi ngehits saat ini.

Berbagai macam kopi yang khas dari Indonesia seperti kopi Gayo yang berasal dari Aceh, Kopi Jawa yang berasal dari daerah Jawa, kopi Sumatera, Kopi Arabika, Kopi Robusta dan yang paling mahal adalah kopi luwak, jenis kopi yang diproses dengan alami oleh hewan Luwak.

Itulah sejarah kopi di Indonesia yang panjang, hingga kopi saat ini bisa dinikmati di cafe dan berbagai macam gerai makanan yang ada di Indonesia.

chat whatsapp